Penerimaan Siswa Baru Sekolah SD,SMP Di Tapanuli Utara Terkesan Jadi Ajang Bisnis.

Lenteraindonesia.net, Tapanuli Utara – Penerimaan siswa siswi baru SD ,SLTP di Tapanuli Utata akhir akhir ini banyak menuai kritikan dari pihak orang tua siswa .

Dimana penerimaan siswa baru dinilai menjadi ajang bisnis dari pihak sekolah .
Pemerataan seragam siswa memang sangat di perlukan , namun bukan berarti pihak sekolah semena mena menentukan harga seragam yang di bebankan kepada orang tua.

Hal ini bukan lagi tahun pertama pihak sekolah di Tapanuli Utara menjadi penyedia seragam sekolah seperti, seragam sekolah baju, olah raga , atribut hingga sampul rapot .
Pembelian seragam sekolah menjadi salah satu syarat yang harus di patuhu orang tua begitu si siswa di terina sebagai siswa baru dalam sekolah tersebut .

Kadisdik Tapanuli Utara Bontor Hutasoit saat di komfirmasi melalui whatsApp terkait pengadaan seragam siswa SD ,SLTP, apakah harus menjadi kewajipan bagi para siswa untuk membeli seragam yang di wajipkan pihak sekolah ? Kadisdik Taput tidak memberikan jawapan pada awak media.

Diduga Dinas Pendidikan Tapanuli Utara selama ini sudah mengetahui ini , namun sengaja ada pembiaran meskipun sudah ada ketentuan yang tertuang dalam permendikbud terkait larangan pihak sekolah menjadi penyedia seragam sekolah .

Justru seharusnya siswa siswi yang mulai bersekolah tidak lagi dibebani oleh segala macam pungutan, agar para siswa bisa menikmati pendidikan dengan gratis, termasuk yang berada di sekolah swasta.

Saat ini sekolah- sekolah di Tapanuli Utara baik SD-SMP- maupun SMA masih saja terjadi penjualan baju seragam, dan ini sudah berlangsung beberapa tahun ajaran sebelumnya, juga masih meminta sumbangan dari orang tua siswa dangan alasan pembenahan fasilitas sekolah dan lain-lain.
Aturan terkait seragam sekolah untuk siswa SD, SMP hingga SMA sudah di atur dalam Permendikbudristek Nomor 50 Tahun 2022. Dimana, dalam aturan ini, sekolah tidak boleh memberikan beban pada orang tua atau wali siswa untuk membeli pakaian seragam sekolah baru pada setiap kenaikan kelas maupun saat penerimaan siswa baru.

Jadi jelas dalam Permendikbud ini,bahwa sekolah tidak boleh mengatur kewajiban yang memberikan pembebanan kepada orang tua untuk membeli seragam sekolah, pada setiap kenaikan kelas dan/atau penerima­an peserta didik baru.

Sudah jelas atu­rannya sekolah tidak bo­leh menjual seragam, apa­lagi mewajibkan orang tua membelinya.

Hal terpisah salah seorang pemerhati Pendidikan Taput Togar Nababan meminta kepada Kementrian Pendidikan juga Kadisdik Taput agar segera memberikan sangsi tegas sesuai aturan dan peraturan yang telah di tetapkan bagi sekolah yang melangkar ketentuan tetsebut .(edy)